Jumat, 16 November 2012

TAUFIQ EL-HAKIM





TAUFIQ EL-HAKIM
 
Taufiq El-Hakim dilahirkan tahun 1898 di Iskandariyah, Mesir. Ayahnya keturunan Arab Mesir dan ibunya keturunan Turki. Orang tua Taufiq El-Hakim termasuk keluarga petani kaya. Ayahnya bekerja sebagai Hakim. Masa kecil Taufiq bebas bermain dengan anak-anak petani sekampungnya. Tetapi kemudian ibunya mengurungnya dalam rumah dan tidak boleh lagi
bergaul bersama mereka.

Pada usia 7 tahun, Taufiq El-Hakim dimasukkan ayahnya ke Sekolah Dasar di Damanhur. Taufiq berusaha membebskan diri dari ikatan ibunya yang memencilkanya dari kehidupan di luar rumah. Tetapi dia tidak bisa berbuat banyak untuk itu. Setamat SD dia dikirim ayahnya ke Kairo untuk melajutkan belajar di Sekolah Menengah (di Indonesia: SMA), dan tinggal bersama dua orang pamannya, yang menjadi guru SD dan yang kuliah di Fakultas Teknik.

Di Kairo inilah Taufiq El-Hakim mendapat kebebasan dari otoritas ibunya dan di sela-sela kegiatan menyelesaikan sekolah menengahnya ia mulai mendalami seni suara dan seni musik yang menghantarkannya kepada seni teater. Setamatnya dari sekolah menengah, ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Hukum. Sementara bakat seni dan sastranya mulai bangkit dalam hati dan pikirannya. Ia pun kemudian bergabung dengan para seniman muda sebayanya, seperti di antaranya dengan Mahmud Taimur. Pada tahun 1922, Taufiq menyusun beberapa naskah lakon (scenario drama) yang dipentaskan oleh grup teater Ukasyah di gedung teater Al-Azbekiyah, di antaranya : Al-Mar'ah al-Jadiidah, Al-'Ariis, dan Khootam Sulaiman. Naskah-naskah tersebut tidak diterbitkan. Hal itu mnunjukkan bahwa karya-karya tersebut dianggapnya masih belum sempurna.

Pada tahun 1924, Taufiq El-Hakim tamat dati Sekolah Tinggi Hukum. Ia merajuk pada ayahnya agar membolehkannya pergi ke Paris, dengan alasan untuk melanjutkan studi hukum di sana. Ayahnya sangat senang dan menyutujui keinginannya. Tetapi apa yang terjadi setelah Taufiq berada di Paris? Empat tahun Taufiq di Paris tanpa sesaat pun mempelajari masalah hukum. Waktu selama itu ia gunakan untuk membaca novel sebanyak-banyaknya, mendalami sastra dan teater, baik di Prancis maupun di luar Prancis. Ia juga sangat suka sekali dengan musik barat. Biaya hidup kiriman ayahnya yang kaya raya itu sangat memungkinkan baginya untuk hidup melulu dalam seni. Seluruh waktunya dihabiskan di gedung-gedung opera, konser-konser musik dan mendalami teater, sementara itu ia juga membaca sebanyak-banyaknya budaya dan intelektualitas dari masa lalu dan masa modern.
Pada tahun 1928 Taufiq kembali ke Mesir dan bekerja sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat sampai tahun 1934. Kemudian pindah menjadi Direktur Pelaksana pada Kementrian Pendidikan dan Pengajaran sampai tahun 1939. Lalu pindah ke Kementrian Sosial dengan jabatan sebagai Direktur pada Departemen Pelayanan Sosial. Meski sibuk dengan kegiatan berkaitan jabatannya, Taufiq masih tetap menulis, baik cerpen, novel dan naskah lakon (scenario darama).
Pekerjaannya sebagai anggota DPR dan seringnya mengunjungi daerah-daerah dan pekampungan-pekampungan, melahirkan karya tulis berupa catatan harian berjudul Yaumiyyat an-Naib fi al-Aryaaf. Dalam catatan harian itu Taufiq menuliskan dengan cermat keadaan pekampungan Mesir dan penduduknya yang belum melek hukum dan perlakuan pemerintah terhadap mereka dengan menjelaskan aib-aib para penguasa eksekutif, legislative dan yudikatif .

KARYA-KARYA TAUFIQ EL-HAKIM

Taufiq El-Hakim pensiun dari pegawai negeri dengan jabatan-jabatan resmi pemerintahnya pada tahun 1943, kemudian ia mencurahkan hidupnya untuk seni, sampai ia wafat tahun 1987. Di antara karya-karyanya yang lain adalah : Ahlu al-Kahf (novel - 1933), 'Audat ar-Ruuh (novel - 1933), Syahrazad (novel - 1934), 'Ushfuur min asy-Syarq (novel), Ahl al-Fann (kumpulan dari : tiga fragmen naskah lakon, sebuah cerpen komedi, dan dua cerpen), Al-Qoshr al-Mashaur (novel, bersama Thoha Husen - 1936), Muhammad (Biografi Nabi Muhammad saw. dalam bentuk cerita - 1936), 'Ahd asy-Syaithoon (kumpulan cerpen-cerpen sosial - 1938), Braksa au Musykilat al-Hukm (naskah lakon - 1939), Ma'saat Bigamaliyyuun (naskah lakon - 1942), Sulaiman al-Hakiim (naskah lakon), Al-Malik al-Udib (novel - 1949), Izeus (naskah lakon), dan Shofqoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar